16 Mei 2024

Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Universitas Andalas (Unand) baru saja menyelesaikan kegiatan pelatihan inovatif di Nagari Tanjung Sani, Kabupaten Agam. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Fateta untuk membantu masyarakat mengembangkan usaha pembuatan Makanan Pendamping ASI (MPASI) dan rice crackers berbahan dasar ikan, sebagai salah satu upaya pencegahan stunting di Indonesia.

Pelatihan ini disambut antusias oleh puluhan warga dari Jorong Sigiran, Jorong Pantas, dan Jorong Sungai Tampang. Mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam mengolah ikan menjadi produk bernilai tambah, serta cara efektif memasarkan produk agar dapat bersaing di pasar.

Pelatihan berlangsung di MDTA Muhammadiyah Jorong Sigiran, Nagari Tanjung Sani, dan dihadiri oleh dosen dan mahasiswa Departemen TPHP Fateta Unand, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam, Walinagari Tanjung Sani, Kepala Jorong Sigiran, serta puluhan warga dari Jorong Sigiran, Jorong Pantas, dan Jorong Sungai Tampang.

Dalam kegiatan tersebut, para peserta diberi pengetahuan dan keterampilan mengenai pengolahan ikan menjadi produk bernilai tambah, serta cara efektif memasarkan produk agar dapat bersaing di pasar lokal maupun regional.

Ketua tim pengabdian masyarakat Departemen TPHP, Ismed, S.Pt, M.Sc, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan kontribusi nyata dari akademisi untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi angka stunting di Indonesia. "Kami berharap pelatihan ini dapat membantu masyarakat mengembangkan usaha mandiri yang tidak hanya meningkatkan ekonomi keluarga, tetapi juga kesehatan anak-anak di daerah ini," ujar Ismed. Beliau juga menekankan pentingnya inovasi dalam pengolahan hasil perikanan untuk memberikan nilai tambah dan keberlanjutan usaha.

Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan keterampilan dan pengembangan usaha berbasis hasil perikanan.

Dalam sambutannya, Kepala Jorong Sigiran, Bapak Irfan Yuhardi, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan ini. "Kami sangat berterima kasih kepada Departemen TPHP Fateta yang telah memilih Jorong Sigiran sebagai lokasi pelatihan ini. Program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat kami, tidak hanya dalam meningkatkan keterampilan tetapi juga dalam membantu pencegahan stunting yang menjadi perhatian serius. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan," ujar Bapak Irfan.

Ketua Departemen TPHP, Prof. Novizar Nazir, juga memberikan sambutannya dalam kegiatan tersebut. Beliau menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang departemen dalam mendukung pembangunan masyarakat melalui inovasi teknologi pangan. "Kami percaya bahwa pengolahan hasil perikanan dengan cara yang tepat dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan dan ekonomi masyarakat. Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi masyarakat Tanjung Sani untuk lebih mandiri dan sejahtera. Kami akan terus berkomitmen untuk memberikan dukungan dan pendampingan yang diperlukan," ujar Prof. Novizar.

Ibu Fitriani, S.Tr.Keb, Kabid. Kerawanan Pangan dan Gizi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam, juga memberikan sambutannya. Beliau menyampaikan apresiasi atas kolaborasi antara institusi akademis dan pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan potensi lokal. "Kami sangat mengapresiasi upaya Fateta dalam memberikan pelatihan ini. Kerjasama ini adalah contoh nyata bagaimana sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat," ujar Ibu Fitriani. Beliau juga menambahkan bahwa Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam siap mendukung program-program yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam sektor perikanan.

Pelatihan ini mencakup teori dan praktik. Materi yang disampaikan meliputi teknik pengolahan ikan menjadi MPASI dan rice crackers, aspek gizi yang harus diperhatikan, serta cara pengemasan yang baik dan menarik. Para peserta juga diajarkan bagaimana melakukan analisis sederhana terhadap kualitas produk yang dihasilkan.

Dr. Ir. Aisman, M.Si, narasumber pelatihan, menjelaskan bahwa ikan dipilih sebagai bahan dasar karena kaya akan protein dan omega-3 yang sangat baik untuk pertumbuhan anak-anak. "Ikan merupakan sumber protein yang mudah diolah dan diterima oleh masyarakat. Dengan mengolahnya menjadi MPASI dan rice crackers, kita dapat membuat makanan yang bergizi dan disukai anak-anak," ungkap Dr. Aisman. Ia menambahkan bahwa MPASI yang bergizi sangat penting dalam fase awal pertumbuhan anak untuk mencegah stunting.

MPASI atau Makanan Pendamping ASI sangat penting dalam fase awal kehidupan seorang anak, terutama setelah usia enam bulan ketika ASI saja tidak lagi cukup memenuhi kebutuhan gizi anak. MPASI yang terbuat dari ikan dapat menyediakan protein dan nutrisi penting lainnya yang mendukung pertumbuhan otak dan tubuh anak. Pemberian MPASI yang bergizi dan seimbang adalah salah satu cara efektif untuk mencegah stunting, sebuah kondisi di mana anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya akibat kurang gizi kronis.

Rice crackers berbahan dasar ikan juga menjadi inovasi menarik dalam diversifikasi makanan anak-anak. Selain memiliki rasa yang disukai anak-anak, rice crackers ini juga kaya akan nutrisi penting yang mendukung tumbuh kembang mereka. Menggunakan ikan sebagai bahan dasar rice crackers menjadikan camilan ini bukan hanya enak tetapi juga sehat dan bergizi. Instruktur pelatihan pembuatan MPASI dan rice crackers berbahan dasar ikan ini diketuai oleh Wellyalina, S.TP, MP, yang merupakan salah seorang dosen TPHP, dibantu oleh mahasiswa MBKM program membangun desa dan magang bersertifikat di Nagari Tanjung Sani.

Tidak hanya pelatihan teknis, kegiatan ini juga menyediakan sesi khusus mengenai kewirausahaan dan manajemen usaha kecil. Para peserta diajarkan bagaimana membuat rencana bisnis sederhana, mengelola keuangan usaha, serta strategi pemasaran digital yang efektif. Hal ini bertujuan agar usaha yang mereka rintis dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.

Kegiatan praktik pengolahan MPASI dan rice crackers dilakukan di lokasi yang merupakan sentra budidaya ikan. Para peserta diajak langsung untuk mempraktikkan teknik-teknik yang telah diajarkan, mulai dari pemilihan bahan baku, proses pengolahan, hingga pengemasan produk akhir.

Salah satu peserta pelatihan, Desi, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kesempatan yang diberikan oleh Departemen TPHP. "Kami sangat terbantu dengan pelatihan ini. Sekarang kami tahu cara membuat MPASI dan rice crackers dari ikan, hal yang sebelumnya tidak kami bayangkan," ucap Desi dengan antusias. Desi berharap bahwa usaha yang mereka jalankan dapat berkembang dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Selain itu, Desi menambahkan bahwa pelatihan ini memberikan harapan baru bagi peningkatan ekonomi keluarganya.

Pada penutupan kegiatan, diadakan sesi diskusi dan tanya jawab, di mana peserta dapat berkonsultasi langsung dengan para ahli dari Departemen TPHP. Banyak peserta yang memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali lebih dalam tentang teknik pengolahan dan strategi pemasaran yang tepat.

Departemen TPHP Fateta berharap, melalui program ini, masyarakat Tanjung Sani dapat lebih sejahtera dan terhindar dari masalah stunting yang masih menjadi isu kesehatan utama di Indonesia.

Sebagai tindak lanjut, Departemen TPHP berencana untuk melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap perkembangan usaha yang akan dirintis dan dikembangkan oleh masyarakat Tanjung Sani. "Kami tidak ingin berhenti hanya pada pelatihan ini saja. Ke depannya, kami akan terus mendampingi dan memberikan bimbingan agar usaha-usaha ini benar-benar dapat berkembang dan memberikan manfaat yang maksimal," ungkap Dr. Aisman, yang juga merupakan Wakil Dekan II Fakultas Teknologi Pertanian Unand.

Dia juga menambahkan bahwa puncak rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka Dies Natalis Fateta Unand ke-16 akan mengadakan kegiatan expo atau pameran produk dari UMKM Nagari Tanjung Sani dan Nagari Koto Malintang. Acara ini direncanakan akan dihadiri oleh Bupati Agam, Rektor Unand, civitas akademika Fateta dan instansi terkait.

Berita ini sudah diterbitkan di : https://langgam.id/fateta-unand-bantu-masyarakat-tanjung-sani-lawan-stunting-dengan-inovasi-pengolahan-ikan/

16 Mei 2024

Dalam rangka Dies Natalis Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Universitas Andalas (Unand) ke-16, Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIP) mengadakan pelatihan inovatif di Nagari Koto Malintang, Kabupaten Agam. Pelatihan ini bertujuan untuk membantu masyarakat setempat mengembangkan usaha dan meningkatkan nilai tambah dari produk-produk turunan hasil pengolahan pala, kayu manis, dan ikan.

Pelatihan yang berlangsung di Kantor Nagari Koto Malintang ini dihadiri oleh dosen dan mahasiswa Departemen TIP Fateta Unand, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam, Walinagari Koto Malintang, serta puluhan warga dari berbagai jorong di nagari ini. Para peserta memperoleh pengetahuan dan keterampilan mengenai pengolahan pala, kayu manis, dan ikan menjadi produk bernilai tambah.

Salah satu dosen senior Fateta dan putra daerah Koto Malintang, Prof. Anwar Kasim, turut mendukung pelatihan ini. Perwakilan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam juga menyampaikan apresiasinya atas program ini.

Dekan Fateta, Dr. Ir. Alfi Asben, M.Si, dalam sambutannya berharap pelatihan ini dapat membantu masyarakat Koto Malintang meningkatkan penghasilan dan mengembangkan produk-produk inovatif.

Dr. Kurnia Harlina Dewi, M.Si, koordinator pengabdian masyarakat Departemen TIP, memaparkan materi dan mempraktikkan pembuatan daging analog berbasis ikan, yaitu patty ikan untuk burger. patty ikan ini dapat menjadi solusi bagi anak-anak yang sulit mengonsumsi ikan.

Departemen TIP juga membawa produk jadi buatan tim mahasiswa TIP, seperti manisan buah pala, selai pala, sirup pala, kopi kayu manis, dan sirup kayu manis. Brosur singkat berisi petunjuk pembuatan produk juga disebarkan agar masyarakat dapat menerapkannya di rumah.

Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam. Masyarakat sangat antusias dan berharap kegiatan serupa dapat diadakan kembali untuk meningkatkan pengetahuan mereka.

Pada penutupan kegiatan, diadakan sesi diskusi dan tanya jawab, di mana peserta berkonsultasi langsung dengan dosen Departemen TIP. Banyak peserta yang memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali lebih dalam tentang teknik pengolahan produk, kemasan, penyimpanan, dan strategi pemasaran yang tepat.

Ketua Departemen TIP, Prof. Dr. Ir. Santosa, M.P., menutup acara dengan menyatakan bahwa kegiatan ini akan terus berlanjut untuk menjaga kerjasama dan kekeluargaan antara Departemen TIP, Fateta, dan Nagari Koto Malintang. Kegiatan akan dilanjutkan dengan expo produk pada tanggal 8 Juni, dan direncanakan akan ada pengabdian masyarakat khusus Departemen TIP di nagari Koto Malintang pada bulan-bulan berikutnya.

Berita ini sudah diterbitkan di : https://langgam.id/departemen-tip-fateta-unand-latih-masyarakat-koto-malintang-dalam-pengolahan-pala-kayu-manis-dan-ikan/

 

16 Mei 2024

Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Universitas Andalas (Unand) baru saja menyelesaikan rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat di dua nagari di Kabupaten Agam, yaitu Nagari Koto Malintang dan Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya. Kegiatan yang berlangsung pada hari Rabu, 15 Mei 2024 ini fokus pada dua tema utama: inovasi pengolahan produk pangan dan penggunaan teknologi pasca panen.

Di Nagari Koto Malintang, tim Fateta yang terdiri dari 12 dosen dari Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem berkolaborasi dengan masyarakat setempat untuk mempelajari berbagai teknologi pengolahan aren, daging berbasis ikan, pala, dan kayu.

Salah satu narasumber, Dr. Omil Charmyn Chatib, S.TP., M.Si., menjelaskan secara detail teknik pasca panen buah pala, termasuk pemanfaatan daging buah, cangkang, biji, dan bagian lainnya. Penjelasan ini membuka mata warga tentang potensi besar buah pala yang selama ini mungkin belum dioptimalkan.

Lebih lanjut, seorang mahasiswi Teknologi Industri Pertanian memaparkan berbagai inovasi menarik dari pengolahan buah pala. Ia mendemonstrasikan pembuatan sirup buah pala, manisan basah, dan selai, yang dapat memberikan nilai jual dan nilai tambah bagi produk pala. Presentasi ini mendapat respon positif dari warga yang antusias untuk mempelajari cara pembuatan produk-produk inovatif tersebut.

Di Nagari Tanjung Sani, kegiatan pengabdian masyarakat Fateta berfokus pada pengolahan produk-produk pertanian, terutama buah pala. Tim Fateta mendorong warga untuk memanfaatkan berbagai macam olahan pala untuk meningkatkan nilai ekonominya.

Selain itu, Fateta juga menekankan pentingnya pertanian berkelanjutan dan menjaga kelestarian alam. Warga diajak untuk tidak membuka lahan/hutan secara sembarangan dan tidak membuang bahan organik ke sungai.

Kegiatan pengabdian masyarakat Fateta di Kabupaten Agam ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat. Dengan memahami inovasi pengolahan pangan dan teknologi pasca panen, diharapkan warga dapat meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian mereka.

 

Berita ini sudah diterbitkan di : https://langgam.id/fateta-unand-berbagi-inovasi-pengolahan-pangan-dan-teknologi-pasca-panen-di-agam/

 

14 Mei 2024

Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas (Fateta Unand) mengadakan kegiatan pengenalan stup galo-galo dan praktik panen madu di Nagari Kotomalintang, Minggu (12/5/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung perekonomian masyarakat dengan memberikan alternatif sumber penghasilan setelah berkurangnya prospek dalam usaha keramba ikan.

Kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat dalam rangka perayaan dies ke-16 Fateta Unand. Sasaran utama kegiatan ini adalah kelompok tani hutan gula aren di Nagari Kotomalintang. Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan manfaat positif bagi peningkatan kesejahteraan petani di Nagari Kotomalintang, terutama setelah mereka mampu memanen madu dari galo-galo dan mengolahnya.

 

Kegiatan ini melibatkan anggota kelompok tani hutan, perwakilan aparat nagari, mahasiswa Magang Berbasis Kampus (MBKM) Universitas Andalas, serta penyuluh kehutanan. Acara dimulai dengan kata sambutan dari Walinagari Kotomalintang, diikuti dengan penjelasan mengenai tujuan kegiatan dan penyampaian materi tentang budidaya galo-galo.

Setelah itu, dilakukan sesi diskusi untuk memperdalam pemahaman para peserta tentang budidaya galo-galo. Kemudian, stup galo-galo diserahkan kepada kelompok tani hutan dan ditempatkan di lokasi yang telah disiapkan.

 

Sebagai puncak acara, dilakukan praktik panen madu galo-galo dengan metode hisap. Para peserta diajarkan cara memanen madu dengan aman dan efisien. Sebagai penutup, diberikan penjelasan mengenai mutu madu dan prospek pasarnya.

 

Diharapkan kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani di Nagari Kotomalintang melalui budidaya galo-galo dan panen madu. Fateta Unand berkomitmen untuk terus membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.

 

Tulisan ini sudah diterbitkan di : https://langgam.id/fateta-unand-kenalkan-stup-galo-galo-dan-praktik-panen-madu-di-nagari-kotomalintang/